"Pikiranmu bukanlah sangkar, tapi kebun. Dan ia selalu dapat bertumbuh ( berkembang)." -Unknown
Berada disuatu tempat tidak berpenghuni dengan cahaya bulan sebagai lampunya dan nyanyian angin adalah suasana yang kuperlukan saat ini. Menenangkan apa-apa yang berisik dikepala dan perasaan yang dipendam sampai kapan akan berakhir. Tentang menjadi manusia yang amat teramat melelahkan, terikat dengan segala hal yang bernama tali dan sedarah. Satu dari dua yang berperan masing-masing dan dibedakan meski mereka bilang tak ada bedanya. Menjadi pertama dilatih untuk berdiri sendiri dengan tanggung jawab dan berbagai pelajaran yang ia ambil dari segala tempat yang telah dikunjungi. Menjadi kedua dengan lebih dekat dan berani meluapkan segala macam bentuk emosi dan melihat pelajaran dari menjadi pertama. Ini tentang anak pertama dan kedua yang dibesarkan dari keluarga yang utuh namun kedua sayap dari anak pertama tidak bisa mengepak. Ia seperti kehilangan separuh dari dirinya yang sekarang telah berubah menjadi seseorang yang tidak ia inginkan. Walau sedari dulu tidak pernah ada satupun dari sifat dan watak yang ia rubah, tapi selalu mereka tidak bisa memahaminya. Yang sedari dulu tidak pernah ada yang bertanya, Bagaimana hari ini? Apa kamu sedang baik-baik saja?. Pertanyaaan yang cukup sederhana namun tidak ada yang menanyakan dengan penuh peduli kala itu. Yang selalu ditinggal padahal masa kecil adalah momen yang membutuhkan banyak perhatian. Mandiri adalah hal yang Aku pelajari sendiri sewaktu duduk disekolah dasar, masih ingat betul bagaimana hal yang seharusnya belum boleh kutangani sendiri, tapi entah bagaimana Aku melalui itu semua. Perasaaan tertekan dan hampir ingin pergi jauh dari dunia pun sudah pernah terbayang olehku. Beruntungnya selalu ada tangan semesta yang mungkin saja dikirim Tuhan untuk menyadarkanku. Dipertemukan oleh satu orang baik yang kusebut sahabat bernama Ara. Untuk kali pertama Ia adalah orang yang mengajakku berbicara dan berteman. Meski tidak semudah seperti yang selalu dilakukan kebanyakan orang, usahanya benar-benar membuatku percaya bahwa Aku bisa berbagi cerita dengannya. Butuh berbulan lamanya kita menjadi dekat, bahkan seperti kelurga bagiku walau mungkin tidak untuknya. Waktu yang kita lalui saat itu sungguh sangat berharga dan Aku ingin mengulangnya lagi seperti dulu meski hanya satu kali kesempatan. I want to talk everything about my day with her. I really miss her who turned out to be more mature minded than me. And I hope that one day somewhere I can meet you again with a different version and each of us will not be awkward. Dan suasana saat ini semakin dingin serta sunyi yang membuat semuanya tampak begitu tidak jelas. Sekarang atau tidak sama sekali tenang, pelan-pelan dan melawan ego sendiri tetap perlu dipelajari sampai titik dari jelas akan menjadi terang. Malam sebagai perenungan yang teramat dalam dan hebat untuk segala untaian harap Do’a yang diucapkan dari manusia penuh dosa dan lemah ini. Untuk yang Maha Luas Hatinya semoga didengar sebagai sebuah paragraf ingin yang belum tentu akan terkabul semua. Namun berhenti jangan sampai untuk ditinggal.
Comments