Head noise
Suara itu datang lagi malam ini, terdengar sangat menakutkan.
Bisikan yang begitu sulit untuk dikendalikan, seakan mengikuti ketika air jatuh dari mataku. Terisak dan sulit bernapas dengan benar sampai isi kepala terasa riuh. Tiba-tiba saja terus tak beraturan semakin deras air jatuh di mata ini namun tanpa suara. Tidak ada yang bisa menolong. Jam dinding terus berdenting tik tok tik tok. Semakin pecah merintih di malam yang semakin dingin. Bingung kepulan bayang-bayang berlinang dimata ini. Hanya ada Aku seorang di ruang hampa itu, mati rasa. Berpura-pura baik-baik saja dan menutup semuanya. Dinding usang yang ku gambar bunga matahari membawa pergi kecamasanku sejenak walau temaram masih berada dibelakang. Ku dengar lagu Nadin Amizah, bertaut. Bun, hidup berjalan seperti bajingan. Seperti landak yang tak punya teman. Bun, kalau saat hancur ku disayang apalagi saat ku jadi juara. Refleksi dari kehidupan semua manusia yang mempunyai kisah. Baik buruk sekalipun mewakili perasaan yang Dia alami. Pergi di jalan pulang saat senja sedang berlari menuju bulan dan ku dengar langit jauh entah dimana. Sang semesta masih saja enggan berisyarat. Dan sesenggukan sampai di lagu terakhir Kunto aji, Sulung. Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri. Dan manusia ini sedikit bicara lewat suara, kata-kata adalah jalan terbaik yang bisa Dia lakukan. Dan di akhir tulisan ini akan abadi.
Comments